Setelah melewati penantian yang cukup panjang dalam pembangunan masjid baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), akhirnya tepat pada Minggu (3/12/2017) Masjid Hj. Sudalmiyah Rais telah sukses diresmikan. Terhitung 15 bulan berlalu sejak peletakkan batu pertama, bersamaan dengan peresmian masjid tersebut UMS juga menyelenggarakan acara Pengajian Akbar Hari Ber-Muhammadiyah Solo Raya dalam rangka Sosialisasi Muktamar ke-48 di Solo yang rencanaya akan di gelar pada tahun 2020 mendatang.
Kegiatan yang masih dalam rangkaian Harijadi UMS ke-59 ini mengundang tokoh-tokoh besar Muhammadiyah. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya yaitu Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais, Prof. Dr. H. Din Syamsudin, serta dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas.
Rangkaian acara yang digelar dalam peresmian masjid ini terbilang cukup menarik dan ramai, sebab selain dihadiri oleh sekitar 41 ribu jamaah, acara ini juga diisi oleh beragam kegiatan. Diantaranya yaitu disediakannya stand bazar yang dapat dikunjungi para jamaah, disuguhkannya lantunan lagu sebagai hiburan para jamaah yang disenandungkan oleh Voca Al-Kindi UMS, serta pengumuman juara lomba web Muhammadiyah se-Solo Raya dan Poster Sekolah Muhammadiyah se-Solo Raya.
Dalam kegiatan peresmian semacam ini, tentu sebuah laporan pembangunan sangat penting untuk disampaikan. Dr. Sofyan Anif, M.Si selaku Rektor UMS menyampaikan bahwa ternyata desain Masjid Hj. Sudalmiyah Rais tersebut merupakan desain yang didapat dari pemenang lomba desain yang di gelar di Fakultas Teknik UMS.
“Desain dari masjid ini merupakan hasil dari pemenang lomba desain yang di ikuti oleh dosen dan mahasiswa yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik,” ucapnya dalam laporan yang dibawakannya.
Dia juga menyampaikan bahwa bangunan Masjid Hj. Sudalmiyah Rais ini memiliki banyak filosofi. Contohnya saja bentuk dari masjid tersebut terinspirasi oleh filosofi tangan orang berdoa yang menengadah ke atas. Kemudian juga terdapat pola melingkar yang dibentuk dari koridor tapal kuda. Pola tersebut menggambarkan sistem ikatan yang kokoh antar semua elemen dan menjadikan masjid sebagai pusat rujukan dan pergerakkan. Selain itu ada pula pola bersinar di sisi utara masjid yang menggambarkan sifat gerakan Muhammadiyah yang senantiasa berkembang, berkemajuan dan mencerahkan.
Selain itu, Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais yang juga dikenal sebagai bapak Revormasi dan Kebangsaan turut memberikan sebuah tausiyah kepada para jamaah. Dalam tausiyahnya, selain pengetahuan bagaimana Rasul dahulu membangun sebuah masjid, dirinya juga memberikan pandangan kepada para jamaah mengenai kondisi umat islam terutama di Indonesia. Bahkan dalam kesempatan tersebut dirinya juga menceritakan kisahnya ketika masih bersekolah dimana orang tuanya mewajibkannya untuk bersekolah di Muhammadiyah.
Prof. Dr. H. Din Syamsudin yang dalam kesempatan ini menjadi utusan khusus Kepresidenan juga turut memberikan kesannya terhadap bangunan masjid yang telah berdiri tersebut. Menurutnya masjid yang telah dibangun oleh UMS ini merupakan arsitektur yang memiliki makna dan filosofi terhadap nilai-nilai keislaman.
“Arsitektur dari majid ini syarat makna dan filosofi terhadap nilai-nilai keislaman. Saya berharap nantinya masjid ini dapat menjadi pusat peribadatan sekaligus pembelajaran kampus, dan semoga dari UMS dapat lahir pula pencerah untuk umat islam dan bangsa,” ungkapnya.
Di akhir pengajian akbar tersebut, Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga menyampaikan informasi terkait Muktamar ke-48 di Solo nantinya. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya banyak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang penyelenggaraan Muktamar mendatang diselenggarakan di wilayah mereka. Namun Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemudian memutuskan menunjuk UMS sebagai tuan rumah Muktamar tahun 2020.
“Muktamar ke-48 tahun 2020 nanti UMS yang akan menjadi tuan rumahnya. Pimpinan Pusat sudah memutuskan hal tersebut. Sebab UMS dinilai paling siap dalam hal infrastrukturnya,” jelasnya. (Khairul)